Feb 8, 2011

Suatu Siang Bersama Nirwan Bakrie


Bakrie ya Bakrie. Nama itu adalah salah-satu nama yang paling banyak disebut di kolong langit Indonesia Raya ini (hiperbolik dan gak pas kedengarannya ya?). Tentu yang the most ya Aburizal Bakrie, pemuncak di Partai Beringin. Tapi kalau di dunia sepakbola ya Nirwan Bakrielah orangnya.


Akhir bulan lalu, ketika rame2nya kongres PSSI ,  saya bersama Agus Lenyot mendapat kesempatan  untuk mengobrol dengan tokoh yang satu ini.

Sebenarnya bukan saya ding, tapi majalah Tempo..kwek..kwek..la kalau saya gak bawa nama Tempo. Apa dia ya mau ngobrol dengan saya? La wong telpon saya  aja gak diangkat , SMS pun tak berbalas. Sayangnya, percakapan panjang itu gak semuanya muncul  di majalah..jadi ya saya muatlah di blog saya ini. 

Nah, Wawancaranya tuh  di Bakrie Estate, Villa Keluarga di komplek Bali Nirwana Resort, Tabanan. Bang Nirwan (begitu panggilan sok akrab saya) tampil santai dan penuh tawa meskipun mendapat pelayanan kritis. Dari lobi Villa itu terlihat lapangan golf terhampar luas dengan background pemandangan laut dan Pura Tanah Lot. Oh ya, sebelum ketemu dan mengobrol saya sempat tiga kali bolak-balik dari Villa ke kantin tempat menunggu (karena gak boleh ndlosor di sekitar villanya) , padahal kantin itu jauh dari area villa dan mesti lewat pos satpam.

Ini nih wawancaranya :

Nirwan (N) : Kamu suka bola enggak. Wartawannya khan biasanya politik aja tahunya?
Saya (S) : Ya suka banget pak. Tiap malam nontonnya bola (padahal tiap malam nonton OVJ hehhehe).
N : Ya gitu dong. Seneng saya kalau wartawan suka bola. Trus dah makan belum...sambil makan aja ya..tadi pesen ke Wardani..kalau di bali mesti ke Wardani (lalu dia menyuruh asistennya menyiapkan nasi bungkus Wardani)
S : Ya deh pak..ngobrol santai2 aja kok..
N : Nah gemana nih, katanya Tempo mau nulis panjang ya. Bagus itu. Biar semarak nih sepakbola?
S : rencananya begitu pak. Nah ini mulainya seputar PSSI deh. Dengan adanya LPI, apa yang  perlu dibenahi  di PSSI ?
N : Sisi komersial itu yang penting, di kongres ini  kita menampung keluhan-keluhan apa dari klub, karena perkembangan sepakbola itu dinamis. Selama ini soal sisi komersial itu yang kurang jelas. berapa sih harga kompetisi kita itu. Padahal  yang bisa dijual seperti Liga  Super itu dan bisa menghidupi PSSI. Nilainya naik terus dan kita usahakan terus naik. Ini darah buat klub karena penghasilan bagi mereka. Ini sekarang harus dihitung berapa bisa dijual dijual berapa disumbang  ke klub

S: Khan ada persaingan dengan LPI, bagaimana respon PSSI ?
N : Kita tidak persoalkan  LPI. Itu liga yang bernaung di BOPI. Kita merasa value kita tetap lebih tinggi dari mereka karena kita anggota FIFA , PSSI punya produk ISL dan jenjang dari divisi di bawahnya khan jelas.Jadi kita yakin, jangka hidupnya ISL lebih  panjang. Daripada itu (LPI) kompetisi yang hanya dibiayai seseorang. Apalagi membiayai 19 klub, itu sumbernya darimana. Kompetisi kita pun punya jenjang yang lebih tinggi Asia dan dunia. Jadi jelas mau kemananya. Nah, kalau LPI itu apa, Kompetisi atau apa. Jenjanganya kemana?

Agus : LPI  menawarkan hal yang segar dari pendanaan karena gak pakai APBD dan wasit lebih berkualitas?
N : Kalau pembiayaan, kita yakin ada keterbtasan mereka. Kita berusaha untuk lebih komersial dengan menjual produk. Soal wasit memang banyak keluhan itu akan kita perbaharui. Soal APBD , sebenarnya ada kewajiban daerah untuk membiana olahraga, nah itu daerah2 bisa pilih olahraga apa. Tentu lewat KONI.

S : Soal suap menyuap di liga super bagaimana?
N : Semua diawasi oleh komisi disiplin. Itu susah untuk mengatur suap, susah membuktikan.Kadang dengar tapi gak tahu. Tapi saya lihat , kalau suap antar pemain dalam klub sedikit karena tanggungjawab ke klub berat. Nah, kalau wasit memang agak rawan karena bisa mempengaruhi pertandingan. Kelihatan dari fair enggak memimpin.
Itu kita evaluasi, juga ada pendidikan wasit dan menentukan penempatan. Kalau bermasalaha harus kemudian ikut penyegaran.

S: Soal backing-backingan dari pengurus PSSI?
N : Kalau niat membela bekas grup bisa saja.  Tapi kalau wasit dan komisi disiplin tegas enggak akan ada masalah.

S : Anda  katanya berada di belakang  Arema?
N : Saya dengar itu, Katanya saya yang membiayai.  Yang benar, Kita punya peruasahan di daerah menjadi sponsor, bukan ikatan kepemilikan, sebatas sponsor. Perusahaan di malang mensponsori, kalau kepemilikan hanya Pelita saja. Bukan saya memback Up Arema. Perusahan pun hanya sebagian kecil saja, itu  sebagai bagian dari CSR. Jadi bukan mengatur manajemen. Paling 5 % saja dari puluhan milyar yang dibutuhkan Arema.

S : Katanya ada penyelamatan Arema atas perintah anda setelah mereka ditinggal Bentoel? Sampai Andi darussalam sibuk mencarikan pemain?
N : Memang waktu itu BLI mencarikan. Tetapi yang kontrak ya klub, BLI hanya mencarikan saja. Pak Andi bukan konteks orang dekat saya tetapi sebagai Direktur BLI. Saya malah dengar masalah ini dari pengurus Pelita. Mereka tanya kok Arema yang dibantu seperti itu.

S: Arema katanya memang jadi model, Jadi mesti dilindungi?
N : Prestasi mereka bagus, penonton bagus itu sebabnya. Penilaian AFC karena klubnya  bagus, keunagan, infrastruktur dan fans bagus. Bukan melihat nama saya.

S : Klub dan wasit takut mengerjai Arema karena ada nama bapak?
N : Gak ada itu. Itu saya dengar juga. Termasuk soal jadi juara itu, ya hanya bisa kalau dia menang terus. Kualitasnya memang bagus.

S : Pelita Jaya kok malah terseok kenapa, padahal resminya punya Bakrie,  apa kurang perhatian?
N : Pelita memang unik. Ini gara-gara pindah homebase kemana-mana kemudian sempat kalah. Saya sudah bilang, sekarang harus bangkit. Karena untuk masuk piala AFC ada 3 klub yang bisa.2 langsung, 1 play off. Ini Sasaran jangka pendek kita. Jadi memang perlu dibenahi.

 S : LPI gak bisa gabung ke PSSI?
 N : LPI Bagus pengaruhnya, ada euforia di daerah. Itu sah-sah saja. Cuma karena gak ikut FIFA jadi susah. Soal mengintegrasikan dengan PSSI ya susah buat kita. Karena LPI ini belum jelas, kompetisi seperti apa. Karena enggak ada jenjang. Nah, LPI itu jejnag setara dengan apa di ISL. Kalau langsung masuk ya gak bisa. Yang bisa dilakukan sebenarnya kalau ada alternatif kalau ada kompetisi under 19 dengan klub di bawah ISL. Jadi Pertanyaan bukan boleh atau enggak,  tapi bisa atau enggak dengan aturan FIFA.

S: Urusan PSSI Ini ada nuansa politiknya ?
N : Gak ada itu. Media bilang begitu, tapi saya gak mau melihat itu. Kalian emang hebat, wacananya kemana-mana. Jadi bagus juga karena dunia sepakbola sekarang jauh lebih menarik. Walaupun ISL jadi lebih populer karena ada pemberitaan LPI.

S : Pelita Jaya sempat diselamatkan dengan membuat Persebaya kalah dengan Persik?
N : Saya denger itu. Saya sih gampang saja, waktu itu saya minta pelita untuk menang terus. Supaya bisa Play off.  Gak bisa kita maksa untuk suatu tim menang atau kalah. Gak boleh. Apalagi semua anggota PSSI. Jadi kita jaga nih PSSI.

S: Apa Sering denger banyak isu negatif dikaitkan dengan anda  ya. Anda  memang perannya sentral?
N : Saya denger2 saja , saya sih gak terlalu memikirkan. Asal tak melanggar peraturan , saya jalan terus saja.

S : Apa itu karena Posisi anda sendiri khan memang dominan di Badan Liga?
N: Saya enggak tahu itu. Yang jelas, nanti ada PT Liga BLI nantinya 99 persen kepemilikan oleh klub. Ini akan dimulai setelah Kongres  Kompetsi di Indonesia nomor satu di ASEAN, sehingga punya wakil 3 klub di Champions. Yang lain 1. Nah untuk ikut Champions, badan hukum harus PT yang dimiliki klub. Sekarang PT belum dimiliki anggota. Klub belum ada punya saham. BLI ini sebagai pemegang klub.
Saya sekarang di BLI Komisaris utama. Hak penentuan sekarang oleh PSSI. Nanti PSSI 1 persen sebatas Golden Share.

N : Anda kabarnya bikin Yayasan untuk mengelola tanah yang diberikan keluarga ke PSSI? Itu apa bukan kasih tangan kanan diterima tangan kiri?
Kalau hubungannya dengan itu. Ceritanya begini, PSSI khan mau bikin academy footbal yang dari SMP sampai SMA. Maka yang dibutuhkan adalah tanah. Siapa yang mengelola, maka dibutuhkan Yayasan. Sekolah dibikin PSSI di Jonggol, maka keluarga kami yang menyerahkan tanah. Yayasan ini nanti sebaiknya dibentuk Pemda di atas tanah. Untuk memulai , Yayasan sekarang dibiayai keluarga melalui Yayasan 64 yang saya dirikan bersama beberapa teman.  Ini akademi akan mulai 2011-2012. Sekarag mulai dibangun gedung dan infrastruktur yang lain. Ini bukan hal yang mudah karena yang pertama di Indonesia.

S :Dukungan pemerintah ke PSSI apa masih cukup besar. Gak ada aroma politik?
N : Sangat besar. Kita tahu pemerintah membina semua . Itu kewajibannya.

S : Tapi soal timnas berselisih dengan Menpora, karena pemain LPI gak boleh?
N : Memang semua warga negara boleh. Tapi kaitanya dengan PSSI harus disiplin dengan aturan organisasi FIFA. Kalau enggak kita kena sanksi. Jadi bukan boleh gak boleh, tapi aturannya gak bisa.

S : Bapak tahu khan Nurdin kalid banyak dikeluhkan?
Coba lihat prestasinya. Soal bekas Napi, peraturan Fifa boleh , sementara anggota tetap memilih dia. Semua ketua PSSI memang pernah diminta turun.

S : Kenapa gak  jadi ketua saja, anda khan yang jelas dari segala sudutnya?
N : Ini butuh fisik 24 jam.  Susah sekali disini. Kalau di negara lain, ada acara Ketua Umum bisa datangd wakili orang lain, disini gak bisa. Saya belum bisa kesitu. Saya siap membantu saja semuanya. Kalau soal tak disukai, semua Ketua Umum PSSI khan pernah diminta turun di tengah jalan.
Sekarang tugas kita menjaga api semnagat yang sedang tumbuh ini. Sekarang kebanggaan luar biasa, ini waktu yang tepat untuk bangkit. Dalam waktu dekat Sea games targetnya menang.

Selesai wawancara kami lupa makan nasinya..sebenarnya udha gak terlalu bernafsu juga karena pasti udah dingin..tapi Nirwan..ngingetin...e dimakan dulu nasinya..jadilan kami ngobrol ngalor ngidul lagi soal Iwan Bacdhim, pemain naturalisasi, dll.... Orang ini kayaknya gak bakal kehabisan bahan ngomongin sepakbola.....wah...

No comments: