Bakrie ya Bakrie.
Nama itu adalah salah-satu nama yang paling banyak disebut di kolong langit
Indonesia Raya ini (hiperbolik dan gak pas kedengarannya ya?). Tentu yang the
most ya Aburizal Bakrie, pemuncak di Partai Beringin. Tapi kalau di dunia
sepakbola ya Nirwan Bakrielah orangnya.
Akhir bulan lalu,
ketika rame2nya kongres PSSI , saya bersama
Agus Lenyot mendapat kesempatan untuk
mengobrol dengan tokoh yang satu ini.
Sebenarnya bukan
saya ding, tapi majalah Tempo..kwek..kwek..la kalau saya gak bawa nama Tempo.
Apa dia ya mau ngobrol dengan saya? La wong telpon saya aja gak diangkat , SMS pun tak berbalas. Sayangnya,
percakapan panjang itu gak semuanya muncul di majalah..jadi ya saya muatlah di blog saya
ini.
Nah, Wawancaranya
tuh di Bakrie Estate, Villa Keluarga di
komplek Bali Nirwana Resort, Tabanan. Bang Nirwan (begitu panggilan sok akrab
saya) tampil santai dan penuh tawa meskipun mendapat pelayanan kritis. Dari
lobi Villa itu terlihat lapangan golf terhampar luas dengan background
pemandangan laut dan Pura Tanah Lot. Oh ya, sebelum ketemu dan mengobrol saya
sempat tiga kali bolak-balik dari Villa ke kantin tempat menunggu (karena gak
boleh ndlosor di sekitar villanya) , padahal kantin itu jauh dari area villa
dan mesti lewat pos satpam.
Ini nih
wawancaranya :
Nirwan (N) : Kamu
suka bola enggak. Wartawannya khan biasanya politik aja tahunya?
Saya (S) : Ya suka banget pak. Tiap malam nontonnya bola
(padahal tiap malam nonton OVJ hehhehe).
N : Ya gitu dong. Seneng saya kalau wartawan suka bola. Trus dah makan belum...sambil makan
aja ya..tadi pesen ke Wardani..kalau di bali mesti ke Wardani (lalu dia
menyuruh asistennya menyiapkan nasi bungkus Wardani)
S : Ya deh pak..ngobrol santai2 aja kok..
N : Nah gemana nih, katanya Tempo mau nulis panjang ya.
Bagus itu. Biar semarak nih sepakbola?
S : rencananya begitu pak. Nah ini mulainya seputar PSSI
deh. Dengan adanya LPI, apa yang perlu dibenahi
di PSSI ?
N : Sisi komersial itu yang penting, di kongres ini kita menampung keluhan-keluhan apa dari klub,
karena perkembangan sepakbola itu dinamis. Selama ini soal sisi komersial itu yang
kurang jelas. berapa sih harga kompetisi kita itu. Padahal yang bisa dijual seperti Liga Super itu dan bisa menghidupi PSSI. Nilainya
naik terus dan kita usahakan terus naik. Ini darah buat klub karena penghasilan
bagi mereka. Ini sekarang harus
dihitung berapa bisa dijual dijual berapa disumbang ke klub
S: Khan ada
persaingan dengan LPI, bagaimana respon PSSI ?
N : Kita tidak persoalkan
LPI. Itu liga yang bernaung di BOPI. Kita merasa value kita tetap lebih tinggi
dari mereka karena kita anggota FIFA , PSSI punya produk ISL dan jenjang dari
divisi di bawahnya khan jelas.Jadi kita yakin, jangka hidupnya ISL lebih panjang. Daripada itu (LPI) kompetisi yang hanya
dibiayai seseorang. Apalagi
membiayai 19 klub, itu sumbernya darimana. Kompetisi kita pun punya jenjang
yang lebih tinggi Asia dan dunia. Jadi jelas mau kemananya. Nah, kalau LPI itu
apa, Kompetisi atau apa. Jenjanganya kemana?
Agus : LPI menawarkan hal yang segar dari pendanaan karena
gak pakai APBD dan wasit lebih berkualitas?
N : Kalau
pembiayaan, kita yakin ada keterbtasan mereka. Kita berusaha untuk lebih
komersial dengan menjual produk. Soal wasit memang banyak keluhan itu akan kita
perbaharui. Soal APBD , sebenarnya ada kewajiban daerah untuk membiana
olahraga, nah itu daerah2 bisa pilih olahraga apa. Tentu lewat KONI.
S : Soal suap
menyuap di liga super bagaimana?
N : Semua diawasi
oleh komisi disiplin. Itu susah untuk mengatur suap, susah membuktikan.Kadang
dengar tapi gak tahu. Tapi saya lihat , kalau suap antar pemain dalam klub
sedikit karena tanggungjawab ke klub berat. Nah, kalau wasit memang agak rawan
karena bisa mempengaruhi pertandingan. Kelihatan dari fair enggak memimpin.
Itu kita
evaluasi, juga ada pendidikan wasit dan menentukan penempatan. Kalau bermasalaha
harus kemudian ikut penyegaran.
S: Soal backing-backingan dari pengurus PSSI?
N : Kalau niat
membela bekas grup bisa saja. Tapi kalau
wasit dan komisi disiplin tegas enggak akan ada masalah.
S : Anda katanya berada di belakang Arema?
N : Saya dengar
itu, Katanya saya yang membiayai. Yang benar, Kita punya peruasahan di
daerah menjadi sponsor, bukan ikatan kepemilikan, sebatas sponsor. Perusahaan
di malang mensponsori, kalau kepemilikan hanya Pelita saja. Bukan saya memback Up Arema. Perusahan pun
hanya sebagian kecil saja, itu sebagai
bagian dari CSR. Jadi bukan mengatur manajemen. Paling 5 % saja dari puluhan
milyar yang dibutuhkan Arema.
S : Katanya ada
penyelamatan Arema atas perintah anda setelah mereka ditinggal Bentoel? Sampai
Andi darussalam sibuk mencarikan pemain?
N : Memang waktu
itu BLI mencarikan. Tetapi yang kontrak ya klub, BLI hanya mencarikan saja. Pak
Andi bukan konteks orang dekat saya tetapi sebagai Direktur BLI. Saya malah
dengar masalah ini dari pengurus Pelita. Mereka tanya kok Arema yang dibantu
seperti itu.
S: Arema katanya memang
jadi model, Jadi mesti dilindungi?
N : Prestasi mereka
bagus, penonton bagus itu sebabnya. Penilaian AFC karena klubnya bagus, keunagan, infrastruktur dan fans bagus.
Bukan melihat nama saya.
S : Klub dan
wasit takut mengerjai Arema karena ada nama bapak?
N : Gak ada itu.
Itu saya dengar juga. Termasuk soal jadi juara itu, ya hanya bisa kalau dia
menang terus. Kualitasnya memang bagus.
S : Pelita Jaya
kok malah terseok kenapa, padahal resminya punya Bakrie, apa kurang perhatian?
N : Pelita memang
unik. Ini gara-gara pindah homebase kemana-mana kemudian sempat kalah. Saya
sudah bilang, sekarang harus bangkit. Karena untuk masuk piala AFC ada 3 klub
yang bisa.2 langsung, 1 play off. Ini Sasaran jangka pendek kita. Jadi memang
perlu dibenahi.
S : LPI gak bisa gabung ke PSSI?
N : LPI Bagus pengaruhnya, ada euforia di
daerah. Itu sah-sah saja. Cuma karena gak ikut FIFA jadi susah. Soal
mengintegrasikan dengan PSSI ya susah buat kita. Karena LPI ini belum jelas,
kompetisi seperti apa. Karena enggak ada jenjang. Nah, LPI itu jejnag setara
dengan apa di ISL. Kalau langsung masuk ya gak bisa. Yang bisa dilakukan
sebenarnya kalau ada alternatif kalau ada kompetisi under 19 dengan klub di
bawah ISL. Jadi Pertanyaan bukan boleh atau enggak, tapi bisa atau enggak dengan aturan FIFA.
S: Urusan PSSI Ini
ada nuansa politiknya ?
N : Gak ada itu.
Media bilang begitu, tapi saya gak mau melihat itu. Kalian emang hebat, wacananya
kemana-mana. Jadi bagus juga karena dunia sepakbola sekarang jauh lebih
menarik. Walaupun ISL jadi lebih populer karena ada pemberitaan LPI.
S : Pelita Jaya
sempat diselamatkan dengan membuat Persebaya kalah dengan Persik?
N : Saya denger
itu. Saya sih gampang saja, waktu itu saya minta pelita untuk menang terus.
Supaya bisa Play off. Gak bisa kita
maksa untuk suatu tim menang atau kalah. Gak boleh. Apalagi semua anggota PSSI.
Jadi kita jaga nih PSSI.
S: Apa Sering
denger banyak isu negatif dikaitkan dengan anda
ya. Anda memang perannya sentral?
N : Saya denger2
saja , saya sih gak terlalu memikirkan. Asal tak melanggar peraturan ,
saya jalan terus saja.
S : Apa itu
karena Posisi anda sendiri khan memang dominan di Badan Liga?
N: Saya enggak tahu itu. Yang jelas, nanti ada PT Liga BLI nantinya 99 persen kepemilikan oleh klub.
Ini akan dimulai setelah Kongres
Kompetsi di Indonesia nomor satu di ASEAN, sehingga punya wakil 3 klub
di Champions. Yang lain 1. Nah untuk ikut Champions, badan hukum harus PT yang
dimiliki klub. Sekarang PT belum dimiliki anggota. Klub belum ada punya saham.
BLI ini sebagai pemegang klub.
Saya sekarang di
BLI Komisaris utama. Hak penentuan sekarang oleh PSSI. Nanti PSSI 1 persen sebatas
Golden Share.
N : Anda kabarnya
bikin Yayasan untuk mengelola tanah yang diberikan keluarga ke PSSI? Itu apa
bukan kasih tangan kanan diterima tangan kiri?
Kalau hubungannya
dengan itu. Ceritanya begini, PSSI khan mau bikin academy footbal yang dari SMP
sampai SMA. Maka yang dibutuhkan adalah tanah. Siapa yang mengelola, maka
dibutuhkan Yayasan. Sekolah dibikin PSSI di Jonggol, maka keluarga kami yang
menyerahkan tanah. Yayasan ini nanti sebaiknya dibentuk Pemda di atas tanah.
Untuk memulai , Yayasan sekarang dibiayai keluarga melalui Yayasan 64 yang saya
dirikan bersama beberapa teman. Ini akademi akan mulai 2011-2012. Sekarag
mulai dibangun gedung dan infrastruktur yang lain. Ini bukan hal yang mudah karena yang pertama di
Indonesia.
S :Dukungan pemerintah ke PSSI apa masih cukup besar. Gak ada aroma politik?
N : Sangat besar.
Kita tahu pemerintah membina semua . Itu kewajibannya.
S : Tapi soal
timnas berselisih dengan Menpora, karena pemain LPI gak boleh?
N : Memang semua
warga negara boleh. Tapi kaitanya dengan PSSI harus disiplin dengan aturan
organisasi FIFA. Kalau enggak kita kena sanksi. Jadi bukan boleh gak boleh,
tapi aturannya gak bisa.
S : Bapak tahu
khan Nurdin kalid banyak dikeluhkan?
Coba lihat
prestasinya. Soal bekas Napi, peraturan Fifa boleh , sementara anggota tetap
memilih dia. Semua ketua PSSI memang pernah diminta turun.
S : Kenapa gak jadi ketua saja, anda khan yang jelas dari
segala sudutnya?
N : Ini butuh
fisik 24 jam. Susah sekali disini. Kalau
di negara lain, ada acara Ketua Umum bisa datangd wakili orang lain, disini gak
bisa. Saya belum bisa kesitu. Saya siap membantu saja semuanya. Kalau soal tak
disukai, semua Ketua Umum PSSI khan pernah diminta turun di tengah jalan.
Sekarang tugas
kita menjaga api semnagat yang sedang tumbuh ini. Sekarang kebanggaan luar
biasa, ini waktu yang tepat untuk bangkit. Dalam waktu dekat Sea games
targetnya menang.
Selesai wawancara
kami lupa makan nasinya..sebenarnya udha gak terlalu bernafsu juga karena pasti
udah dingin..tapi Nirwan..ngingetin...e dimakan dulu nasinya..jadilan kami
ngobrol ngalor ngidul lagi soal Iwan Bacdhim, pemain naturalisasi, dll....
Orang ini kayaknya gak bakal kehabisan bahan ngomongin sepakbola.....wah...
No comments:
Post a Comment