Turis pun Belajar Megamel ( Rof) |
MANTAN Menteri Pariwisata dan Kebudayaan di era Megawati, Gde Ardika mengusulkan pembatasan jumlah turis ke Bali.Yakni agar daya dukung Bali tetap terjaga kualitasnya. "Bukan saatnya lagi mengejar turisme massal tetapi harus menyasar yang lebih kualitatif," ujarnya," Kamis (4/11) dalam acara peluncuran buku "How Lucky is Bali" yang berisi bunga rampai pemikiran tokoh pariwisata Bali.
Ardika
melihat, daya dukung Bali yang tahun lalu dikunjungi sekitar 1,9 juta saat ini
sudah melebihi kapasitasnya. Hal itu terlihat dari munculnya kemacetan
dimana-mana, kurangnya pasokan air, krisis listrik serta perebutan lahan antara pariwisata dan
pertanian. Bila tidak diantisipasi, menurutnya, Bali akan mengalami titik jenuh
dan pada akhirnya justru ditinggalkan oleh wisatawan.
Untuk
peningkatan kualitas itu, menurutnya, strategi pariwisata budaya harus tetap menjadi andalan. Tetapi
alih-alih menjadi komoditi, budaya merupakan tawaran ruang bagi turis untuk
melakukan interaksi dengan masyarakat Bali. Di pihak lain, warga Bali juga
dapat menarik manfaat dari pertukaran kebudayaan. "Jadi ukurannya tidak
semata-mata karena uang," tegasnya. Selain itu Bali harus dikelola dengan
konsep "One Island Management" karena wilayahnya yang kecil.
Dalam
kerangka itu, dia berharap tidak semua aktivitas pariwisata diarahkan ke Bali
tetapi juga disebarkan ke daerah-daerah sekitarnya seperti ke Nusa Tenggara
Barat dan Nusa Tenggara Timur. Bila terus memaksakan semua harus ada di Bali,
dia khawatir hal itu tidak mewakili kepentingan masyarakat Bali tetpai hanya
karena keinginan investor.
Pelaku
pariwisata Gusti Kade Sutawa mendukung usulan Ardika itu. Namun dia tidak yakin
akan implementasinya. "Konsep otonomi saat ini bertumpu di kabupaten dan
Gubernur pun kesulitan mengkoordinasikan mereka," ujar General Manager
Hotel Berbintang 4 di Kuta itu. Para Bupati juga terpilih dalam Pilkada yang
dipenuhi oleh aroma politik uang sehingga target utama mereka adalah
mengembalikan modal yang sudah dikucurkan.
Sementara
pengusaha Panudhiana Khun yang menjadi inisiator penerbitan buku menyebut,
pariwisata sendiri telah menciptakan kesenjangan diantara masyarakat Bali
antara yang miskin dan sangat kaya. Menjadi tugas bersama untuk mengatasi
masalah itu melalui peran pemerintah dan pengusaha. Ia pun menekankan
pentingnya pajak dari pariwisata untuk pembagian keuntungan yang lebih adil
bagi warga Bali dari industri itu. ROFIQI HASAN
No comments:
Post a Comment