Oct 31, 2010

WHO Desak Penuntasan Rabies di Bali


World Health Organization (WHO) meminta Indonesia untuk memberi perhatian khusus atas terjadinya wabah rabies di Bali. Mereka mendukung Program Pemerintah Provinsi Bali yang akan menuntaskan masalah itu pada 2012.

Perwakilan WHO untuk Indonesia Stephan Jost menyatakan, dibutuhkan komitmen yang kuat untuk melakukan hal itu.  “Vaksinasi harus mencapai 80 % populasi anjing dan korban gigitan juga harus segera mendapat Vaksin Anti rabies (VAR),” ujarnya dalam acara Peringatan Hari Rabies Dunia di Kuta, Bali.

Kasus kematian akibat rabies sendiri mencapai 50.000 ribu orang pertahun di
Asia. India menempati tempat tertinggi dimana kasusnya mencapai 20.000 hingga
30.000 orang. Di China rata-rata mencapai 2.500 kematian pertahun, Vietnam
9.000, Filipina 200-300 dan di Indonesia rata-rata 143 pertahunnya.
Sementara itu  Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama Dari 33 Propinsi di Indonesia hanya 9 Propinsi saja yang masih berstatus bebas Rabies. Yakni,  Bangka Belitung, Kalimantan Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Papua dan Irian Barat. Dari kondisi itu, penuntasan  rabies tetap menjadi target Kementerian Kesehatan.

Untuk penangananan rabies di Bali, pihaknya telah membentuk 43 rabies center, pelatihan bagi petugas rumah sakit dan Puskesmas se-Bali, penyediaan VAR bagi manusia sebanyak 27.484 vials. Pihak Pemprov Bali juga melakukan pengadaan 77.876 vials VAR sementara Kabupaten dan kota di Bali melakukan pembelian 46.510 vials. 

Sementara itu, selama tahun 2007-2009, Kementrian Kesehatan mencatat adanya 87.084 kasus gigitan hewa penular rabies dimana  63.974 atau 73,46 % kasus  ditangani dengan pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR). Adapun jumlah korban rabies yang tewas mencapai 421 orang. Adapun di Bali pada tahun 2010 telah dilaporkan 41.453 kasus gigitan anjing dimana 37.824 diantaranya mendapat VAR. Jumlah korban mencapai 103 orang.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan, Bali sudah habis-habisan memerangi rabies  dengan menggelontorkan dana hingga Rp 34 milyar. mPihaknya sudah membuat berbagai peraturan untuk memastikan anjing tidak berkeliaran, divaksinasi serta tidak menjadi sumber penularan.  Sayangnya, hal itu belum effektif dengan masih jatuhnya korban. “Kami mengharapkan dukungan dan kerjasama pemerintah pusat maupun kalangan LSM Nasional dan Internasionakl yang peduli terhadap masalah ini,” ujarnya.  

1 comment:

Anonymous said...

Sudah selayaknya rabies dibali atau pun didunia ini diberantas.Sebab penyakit tersebut sangat lah berbahaya.
BTW, udah bergabung dengan program publisher dari http://negeriads.com? Kalau belum,boleh dicoba bergabung. Gratis. Sudah ada 10.000+ publisher yang bergabung, lho. Daftar tanpa biaya, dan selalu dibayar tepat waktu. Silakan dicoba aja.Keteranganlengkap ada di websitenya, :)